[Review] Us

Sinopsis: Dalam film Us, Suami dan istri Gabe (Winston Duke) dan Adelaide Wilson (Lupita Nyong’o) membawa anak-anak mereka (Evan Alex dan Shahadi Wright Joseph) ke rumah di tepi pantai mereka, berharap untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman (Tim Heidecker dan Elisabeth Moss). Namun, ketenangan mereka segera berubah menjadi ketegangan dan kekacauan ketika sekelompok orang asing jahat yang tampak persis seperti mereka, tiba.

Setelah sukses dengan film horor pertamanya, Jordan Peele kembali! Dan kali ini, ia tetap kembali membuat sebuah film yang “menurut” dirinya adalah film horor berjudul “Us”. Jordan Peele sendiri baru benar-benar dikenal setelah sukses dengan film pertamanya, Get Out (2017) yang mendapatkan ulasan positif dan berbagai penghargaan termasuk Oscar untuk skenario orisinal terbaik. Memang, Get Out adalah film horor yang cukup inovatif dengan menggabungkan elemen rasial yang ditata dengan cukup baik di dalamnya. Karena itulah, ekspektasi orang untuk film keduanya, Us, cukup tinggi. Apalagi, tokoh utamanya adalah orang kulit hitam (sekaligus wanita) yang jarang menjadi bintang utama untuk film horor. Lalu, bagaimanakah film Us?

keluarga Adelaide - versi Tethered
“There’s a family in the driveway”

Us bercerita tentang sebuah keluarga yang diteror oleh sekelompok orang yang ternyata… adalah diri mereka sendiri. “The Evil One is Yourself” adalah sebuah konsep di mana pada intinya, sesuatu yang jahat adalah diri kita sendiri. Dari trailer pertama, tampak jelas bahwa tema itulah yang akan dibawakan di film ini. Namun, di sini kita membicarakan tentang Jordan Peele yang jika dipikir, tema itu sudah biasa dan perlu pendekatan berbeda. Us tidak hanya berhasil mengingatkan kita bahwa kita sendiri lah antagonis sebenarnya. Namun, ia juga membahas tentang perbedaan kelas, ketidaksetaraan ekonomi, dan berbagai kritik sosial yang berhasil disatukan dengan rapi di film ini.

Film dibuka pada tahun 1986. Kita melihat bagaimana Adelaide kecil menghabiskan waktu bersama orang tuanya di hari ulang tahunnya. Namun, suatu kejadian di salah satu wahana permainan membuatnya trauma sampai sekarang. Kejadian yang menjadi fondasi awal cerita keseluruhan dari Us. Adelaide kecil bertemu dengan seorang anak kecil. Anak yang mirip dengan dirinya. Anak itu adalah dirinya. Sayangnya, pendahuluan Us berhenti di situ. Cerita tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan Adelaide akan dijelaskan di sepanjang film ini dengan cara maju mundur. Menurut saya, cukup efektif dan justru menambah penasaran penonton tentang apa yang sebenarnya terjadi. Bagi yang belum menonton, saya pastikan Anda akan mendapatkan jawaban sebenarnya dan sama sekali tak mengecewakan!

Ada apa dengan Adelaide?
Ada apa dengan Adelaide?

Di bagian selanjutnya, kita melihat bagaimana Adelaide dewasa bersama keluarga kecilnya liburan di Santa Cruz, California. Dinamika keluarga Adelaide ditunjukkan dengan sangat baik oleh Jordan Peele pada bagian ini. Chemistry setiap pemain terasa asli dan dialog antar tokoh disajikan dengan cukup efektif sehingga penonton dapat mengenal keluarga ini dengan cukup cepat dan dengan tidak membosankan. Hebatnya, bagian pertama dari Us tidak hanya sekedar menceritakan masa lalu Adelaide ataupun hanya pengenalan tokoh belaka. Jordan Peele menambahkan beberapa foreshadowing yang akan muncul di sepanjang film sekaligus beberapa kritik sosial seperti strata sosial dan social privilege yang disajikan dengan sangat rapi di setiap adegan maupun dialognya. Semua ini sudah ada bahkan sebelum “teror” utama Us muncul. Sangat jarang sebuah film sudah luar biasa bahkan sebelum konflik utamanya dimulai.

BACA JUGA: [Review] Captain Marvel

Saat teror dari keluarga “copycat” (yang selanjutnya akan ditulis sebagai “Tethered”) muncul, tidak kalah bagus juga. Disaat mereka muncul, framing yang dibuat sangatlah bagus. Kombinasi antara pencahayaan, musik, dan shot nya sangat efektif untuk membuat penonton merasa bahwa mereka ini adalah suatu entitas asing yang dipenuhi oleh hawa teror. Padahal, desain dari Tethered ini hanyalah orang-orang biasa yang memakai jumpsuit merah dan saling bergandengan tangan. Setelah kemunculan mereka, barulah dimulai perjuangan keluarga Adelaide untuk bertahan hidup sekaligus mencari jawaban apa yang sebenarnya terjadi. Hampir sebagian besar bagian tengah film Us dihabiskan untuk hal ini dan sama sekali tak bermasalah! Sebagai thriller, Us sangat sukses dalam menampilkan berbagai adegan yang super menegangkan dan penuh dengan kengerian. Selain itu, tidak ada waktu maupun tokoh yang dibuang percuma. Seluruh tokoh Us mendapatkan porsi yang cukup adil di sepanjang film dan juga tidak ada waktu yang tidak membuat jantung penonton berdebar-debar. Sebagai sebuah film thriller, Us sudah sangat melebihi perkiraan saya.

keluarga Tethered
Thriller yang sangat efektif!

Namun, ada beberapa hal minor yang membuat film ini tak berakhir sempurna. Bagian ketiga yang merupakan bagian akhir film ini tidak cukup memuaskan. Buat yang belum menonton (untuk menghindari spoiler), sebenarnya bagian akhirnya Us cukup logis. Hanya saja, sedikit terasa biasa saja karena berakhir dengan cara seperti ini. Saya tidak mempermasalahkan ending ataupun plot-twist yang ada. Namun, cara Jordan Peele “menyelesaikan” konflik di antara Tethered dan Adelaide ini tidak se memuaskan itu mengingat build-up yang sudah sangat sempurna dari awal film ini. Sayang sekali eksekusinya berakhir datar. Selain itu, filmnya yang penuh dengan interpretasi membuat penonton awam mungkin agak susah mencernanya dengan mudah. Tapi, semua ini hanya minor saja. Jadi, tidak terlalu membuat Us seburuk itu.

Dari sisi teknis, wow! Saya sampai tak bisa habis pikir. Kapan terakhir kali film thriller atau horor sangat memukau dari sisi teknis? Akting dari seluruh pemain baik yang utama maupun yang sampingan tidak ada yang buruk! Semuanya tampil luar biasa baik sebagai versi mereka yang asli maupun versi Tethered mereka. Lupita Nyong’o yang pernah mendapatkan Oscar atas penampilannya di film 12 Years A Slave memang tidak perlu diragukan lagi. Tanpa perlu berkata-kata, raut wajah Lupita sebagai versi normal maupun Tethered nya menghasilkan performa yang cukup kuat dan fenomenal. Seakan-akan menampilkan berbagai macam emosi yang hanya sedikit aktris yang bisa menampilkan performa sebagus itu.

Akting yang memukau dari setiap pemain
Akting yang memukau dari setiap pemain

Latar musik yang dibuat oleh Michael Abels sukses menyajikan alunan musik yang jauh di atas rata-rata film horor/thriller pada umumnya. Musik pembuka Us berjudul “Anthem” merupakan pilihan yang sangat tepat seolah-olah mewakilkan betapa misterius dan disturbing nya film ini. Musik-musik lain seperti “Pas de Deux” dan “Finale” juga tak kalah luar biasa. Saya juga tidak habis pikir bagaimana bisa musik hip-hop seperti “I Got 5 on It” bisa di remix menjadi musik yang sangat cocok dengan film ini.

Desain produksi, desain artistik, dan dekorasi set yang dipegang oleh Ruth De Jong, Cara Brower, dan Florencia Martin sudah tak perlu diragukan lagi. Mereka sukses membuat dunia Us tidak hanya familier, tetapi juga tak mudah untuk dilupakan. Desain kostumnya juga cukup unik. Desain kostum yang dipegang oleh Kym Barrett sukses membuat Tethered mencuri perhatian penonton hanya dengan jumpsuit merah, sarung tangan coklat yang ada di tangan kanan, dan gunting emas. Sederhana memang. Tetapi, saya yakin Halloween nanti akan banyak keluarga yang memakai kostum yang sama mengingat fesyen Tethered cukup sederhana dan ikonis.

keluarga Adelaide - versi Tethered

keluarga Adelaide - versi asli

 

Di akhir, saya tidak tahu harus berkata apa lagi. Rasanya saya sudah menjelaskan banyak hal. Tetapi, masih banyak juga yang belum terbahas. Terutama tentang apa yang sebenarnya terjadi di film ini, apa maksudnya, dan pesan apa yang ingin disampaikan (selain kritik sosialnya). Saya rasa, ulasan seperti ini tidaklah cukup menyampaikan unek-unek saya ketika saya selesai menonton film ini. Tidak dipungkiri lagi, Jordan Peele sukses membawakan cerita yang luar biasa sekaligus mencekam. Meskipun ada beberapa kekurangan minor, itu tidak menghentikan saya untuk menganggap bahwa Us adalah salah satu film terbaik tahun ini yang tak boleh Anda lewatkan.

Us dapat disaksikan di bioskop seluruh Indonesia mulai 20 Maret 2019

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty − nineteen =