Sinopsis: Dua tahun setelah lepas dari teror iblis, Alfie (Chelsea Islan) dan Nara (Hadijah Shahab) mencoba melanjutkan kehidupan mereka. Namun, Alfie masih terus dihantui perasaan bersalah dan penglihatan tidak wajar. Sebelum semuanya kembali normal, mimpi terburuk Alfie nyatanya baru dimulai dan bahaya yang menunggu semakin mengancam: sosok kegelapan yang begitu haus akan jiwa bangkit untuk menjemput nyawa mereka.
Sudah dua tahun setelah kejadian itu. Namun, Alfie tak pernah benar-benar melupakannya. Obat-obatan yang ia minum tak banyak mengurangi rasa gelisahnya. Ia masih merasakan trauma akan kejadian yang merenggut nyawa ibu dan kakak angkatnya. Bayang-bayang iblis masih mengikutinya. Masih ingin menjemputnya. Hanya Nara harapan yang ia bisa lindungi. Tapi, tak begitu lama kemudian, ia diculik. Penculik tersebut hanya ingin meminta tolong pada Alfie. Alfie tak menggubris permintaan mereka. Tapi, semua berubah ketika buku itu mereka sodorkan. Buku dengan lambang iblis yang berusaha menjemputnya dulu.
Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 adalah kelanjutan dari kisah Alfie setelah ia selamat dari teror iblis di film sebelumnya. Cerita film sebelumnya yang sudah selesai ternyata masih berlanjut dengan banyak tokoh baru yang ditambahkan oleh sang sutradara, Timo Tjahjanto yang juga menyutradarai film sebelumnya. Selain itu, dari sisi produksi ditambahkan juga rumah produksi Rapi Films dan Frontier Pictures setelah sebelumnya hanya Screenplay Films dan Legacy Pictures. Bagaimanakah hasilnya?
Dari cerita, sayangnya tak ada urgensi mengapa film ini harus ada sekuelnya. Cerita film sebelumnya juga sudah ditutup dengan rapi. Memang, Ayat 2 menambahkan banyak tokoh dan konflik baru untuk mengembangkan dunia dan kompleksitas ceritanya. Tapi, semua itu tak berasa tersampaikan karena perkembangan ceritanya yang canggung.
Di awal film, Alfie diculik karena sang tokoh-tokoh baru: Gadis (Widika Sidmore), Budi (Baskara Mahendra), Kristi (Lutesha Nadewa), Leo (Arya Vasco), Marta (Karina Salim), dan Jenar (Shareefa Daanish) ingin meminta tolong kepadanya setelah Dewi (Aurellie Moeremans), teman mereka, tewas secara tragis. Mereka yakin, iblis yang berhubungan dengan Ayub, penjaga panti asuhan tempat mereka tinggal dulu adalah yang melakukannya. Mereka minta tolong Alfie karena sama dengannya, mereka juga membunuh Ayub bersama-sama dan merasa arwahnya kembali untuk balas dendam kepada mereka.
BACA JUGA: [Review] Milea: Suara dari Dilan
Terdengar cukup logis memang karena pengalaman mereka sama dengan Alfie. Namun, alasan kenapa harus diculik tak dijelaskan dengan baik sepanjang film. Menambah konflik? Drama? pembangunan awal cerita ini cukup aneh karena tanpa Alfie pun, mereka sebenarnya dapat menyelesaikannya sendiri. Salah satu tokoh, Marta, ternyata sudah meneliti tentang apa dan bagaimana cara menggunakan buku iblis tersebut. Semakin canggung lah cerita film ini. Sebenarnya, tanpa Alfie sekalipun, tokoh-tokoh baru ini dapat berkumpul bersama dan bermain dalam suatu film horor lain tanpa menggunakan judul “Sebelum Iblis Menjemput”. Justifikasi mengapa Alfie harus ada pun cukup dipertanyakan.
Selain cerita, dialog dan pengembangan karakter tokoh-tokoh baru juga sama-sama canggung. Alih-alih menambah kompleksitas cerita, tokoh baru yang banyak justru hanya digunakan sebagai “korban” iblis dengan cara yang ekstrim dan penuh darah. Pengembangannya minimal dan hanya mengandalkan dialog eksposisi tokoh. Soal dialog, beberapa adegan dialognya banyak yang terasa kaku dan tak natural. Ada satu adegan dimana seorang tokoh berkata “Jangan mati” dan dibalas dengan “Gue usahain” layaknya adegan tragis klise. Adegan dan dialog tersebut sangat canggung karena selain konten dialognya yang cringe, hubungan kedua tokoh tersebut sangat dangkal pada adegan tersebut. Padahal, adegan tersebut berada di paruh akhir film.
Dibanding film pertama yang ditutup dengan rapi, film keduanya diceritakan dengan terburu-buru dan diselesaikan secara deus ex machina. Tiba-tiba saja teror iblis berakhir begitu saja. Padahal, konsep baru yang ditampilkan cukup menarik seperti pengungkapan siapa sebenarnya iblis yang berusaha menjemput Alfie selama ini. Namun, eksekusi yang terlalu cepat membuatnya film ini berakhir datar. Ditambah, selain dialognya yang kaku, akting setiap tokoh juga terkesan berlebihan di beberapa adegan.
Sisi teknis adalah yang paling bersinar dari gelapnya film ini. Visualnya memuaskan. Teror yang disajikan di layar terasa mencekam dan membuat penonton tak nyaman melihat layar terus. Penataan kamera yang tak biasa juga membuat film ini jauh lebih berbeda dari film horror lain. Meskipun ada beberapa jumpscare standar dan CGI yang tak terlalu rapi, horror yang dipresentasikan dijamin dapat memuaskan para pencinta genre ini.
Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 memang cukup baik. Horror yang ditampilkan dijamin bakal memuaskan penikmatnya apalagi dari penggemar sutradara Timo Tjahjanto. Tokoh yang semakin banyak dan penjelasan soal iblis yang ingin menjemput juga semakin menambah kompleksitas film ini dari kisah sebelumnya. Namun, cerita yang canggung dan tutur cerita yang terburu-buru membuat Ayat 2 agak sulit untuk dinikmati sepenuhnya. Pada akhirnya, Ayat 2 berakhir sebagai film sekuel yang tak sebaik film pertamanya.
Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 dapat disaksikan di bioskop seluruh Indonesia mulai 27 Februari 2020